/he INILAH YANG DISEBUT RUQYAH

INILAH YANG DISEBUT RUQYAH


            Saya akrab dengan kata-kata ruqyah ketika televisi di Indonesia sedang booming menayangkan film-film pendek tentang penanganan orang-orang yang terkena pengaruh sihir atau jin secara Islami. Sebelumnya yang saya ketahui pengobatan-pengobatan sihir atau pengaruh jin biasanya dilakukan dengan mendatangi tempat-tempat praktek perdukunan, dan kemudian sang dukun akan mengobatinya dengan memberikan doa-doa (entahlah doa apa), air, jimat, atau ,memasukkan beberapa “pengawal” yang tak terlihat sebagai body guard untuk melindungi dari gangguan atau kejahatan yang dilakukan oleh manusia atau yang dilakukan antara “sesama” mereka.


            Sejak kecil saya adalah seorang penakut. Meski begitu, alhamdulillah saya tidak pernah mendapatkan pengalaman yang tidak enak untuk hal ini. Ketika SMA sewaktu orientasi Rohis, kami mendapatkan villa yang katanya sangat menyeramkan, akan tetapi meski sangat takut, namun ketika saya terpaksa harus sendirian, lagi lagi alhamdulillah tak ada hal aneh yang terjadi dengan saya, padahal ada beberapa momen dimana saya harus sendirian. Malah yang mendapatkan sesuatu yang aneh itu adalah adik-adik kelas saya. Mereka menyangka saya ikut sholat tahajud berjama’ah, padahal semalaman saya dan seorang teman saya tidur karena sangat lelah sekali, meski harus diganggu dengan lolongan anjing yang tak henti henti.
Namun tak sama halnya dengan adik-adik kelas saya, ketika mereka memakai villa yang sama tahun berikutnya, mereka benar-benar “dikerjai” habis-habisan oleh para penunggu disana.
            Keberuntungan saya tidak mengalami hal-hal aneh pupus,  ketika anak saya yang kala itu masih bayi, tiba-tiba nangis “kejer”, namun posisi badannya sangat kaku. Tidak mau disusui, nangisnya pun tak berhenti. Ibu saya menyarankan untuk pergi ke tukang urut, karena berusaha menjadi anak yang shalihah, maka saya ikuti nasehat ibu saya, karena alasannya masuk akal bagi saya, yaitu bisa jadi anak saya “kenger” kata orang betawi, atau salah urat. Sesampai di tukang urut, ketika sang bayi berpindah tangan, si emak – begitu saya memanggilnya langsung mengatakan, “ ooo..dicolek doang.” Saya hanya bisa bengong, mengira-ngira apa maksudnya dicolek. Yang saya tidak suka adalah ketika mulai mengurut atau mengobati, hanya basmalah saja yang terdengar, sementara bacaan lainnya sangat tidak terdengar jelas.
            Kemudian peristiwa berikutnya adalah saat saya harus meruqyah murid saya sendiri. Dengan hafalan yang sangat sedikit, saya nekat meruqyah murid tersebut, karena terjadi sesaat setelah kami sholat maghrib berjamaah. Selidik punya selidik ternyata ia dijampi jampi oleh ayah kandungnya sendiri, karena tidak suka anaknya yang beranjak remaja mulai menegur kebiasaannya untuk “mencari” penglaris. Na’udzubillahi min dzalik…
Setelah beberapa kali “kejadian”, saya dan teman-temannya sepakat membuat rencana untuk mengajaknya ke Ruqyah Centre. Dengan sedikit bersiyasat, kami berhasil membawanya ke sebuah ruqyah centre. Di sana ia di ruqyah langsung oleh sang ustadz (yang masih meruqyah pasien lelaki), namun karena murid saya bereaksi meski  hanya mendengar bacaan ruqyah dari sang ustadz, saya berinisiatif untuk meminta murid saya untuk satu sesi dengan pasien ruqyah lelaki.


            Peristiwa di atas hanyalah sepintas dari kejadian-kejadian yang pernah saya alami. Yang sejak itu saya akrab dengan ruqyah.
            So… Apakah ruqyah itu?
            Ruqyah/exorcism adalah metode penyembuhan dengan cara membacakan sesuatu pada orang yang sakit dari ‘ain (mata hassad), sengatan hewan, bisa, sihir, rasa sakit, gila, kerasukan dan gangguan jin.
            Pengertian ruqyah secara terminology adalah al-‘udzah (sebuah perlindungan) yang digunakan untuk melindungi orang yang terkena penyakit, seperti panas karena disengat binatang, kesurupan dan lain lain. Ruqyah terkadang disebut dengan ‘azimah ( azimat). Yang dimaksud dengan ‘azimah-`azimah adalah ruqyah-ruqyah, sedangkan ruqyah yaitu ayat-ayat Al Qur`an yang dibacakan terhadap orang-orang yang terkena berbagai penyakit dengan mengharap kesembuhan.
            Makna ruqyah secara etimologi syariat adalah doa dan bacaan- bacaan yang mengandung permintaan tolong dan perlindungan kepada Allah Subhanahu WaTa`ala untuk mencegah atau mengobati bala dan penyakit. Terkadang doa atau bacaan itu disertai dengan sebuah tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota tubuh orang yang meruqyah atau yang diruqyah. Dan… tentu saja ruqyah yang paling utama adalah doa dan bacaan yang bersumber Al Qur`an dan As Sunnah.
            Dalam syari`at Islam ada dua macam ruqyah, yaitu ruqyah syar`iyah dan ruqyah syirkiyah.
            Ruqyah syar`iyah adalah ruqyah yang benar menurut syariat Islam, yaitu dengan membacakan ayat Al Qur`an, sebagaimana salah satu nama surat Al Fatihah adalah Ar Ruqyah, meminta perlindungan kepada Allah, zikir dan doa dengan maksud menyembuhkan sakit.


            Adapun ruqyah syirkiyah adalah yang biasa dipraktekkan para dukun. Ruqyah di kalangan para dukun dikenal dengan istilah jampi-jampi atau mantra.
            Nah.. seringkali masyarakat tertipu dengan praktek perdukunan yang menampilkan simbol-simbol Islami, seperti memakai jubah atau kopiah, menggunakan basmalah (pada akhirnya hanya basmalah saja yang terdengar sayup-sayup dari bibir sang dukun untuk meyakinkan sang pasien, selebihnya adalah mantra atau jampi-jampi), atau kertas yang sekilas mirip tulisan arab, padahal itu adalah tulisan pegon melayu, bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf-huruf hija’iyah. Alih-alih menjadi sembuh yang ada malah semakin ketergantungan dengan dukun tersebut, karena dukun-dukun seperti itu biasanya bukannya mengeluarkan penyakit atau jin yang mengganggu, malah mereka akan menambah lagi jin yang dimasukkan kedalam tubuh dengan alasan “untuk penjagaan”.


            So… kalau mau tahu kriteria ruqyah syar`iyah (yang sesuai dengan syariat Islam), ya seperti yang di bawah ini;
  1.   Bacaan ruqyah dengan menggunakan ayat Al Qur’an, doa yang syar’i atau yang tidak bertentangan dengan doa yang dituntun.
  2.   Menggunakan Bahasa Arab, kecuali jika tidak mampu menggunakannya.
  3. Tidak bergantung pada ruqyah, karena ruqyah hanyalah sebab yang dapat berpengaruh atau tidak.
  4.   Isi ruqyah jelas maknanya.
  5. Tidak mengandung doa atau permintaan kepada selain Allah (seperti meminta pada malaikat, jin atau makhluk lainnya.
  6. Tidak mengandung ungkapan yang diharamkan, seperti celaan.
  7.  Tidak menyaratkan orang yang diruqyah harus dalam kondisi yang aneh. Seperti harus dalam keadaan junub, harus berada di kuburan, atau mesti dalam keadaan bernajis.
  8. Doa-doa ruqyah dibaca dengan suara lantang.

            Sebagaimana dinukil dari “Fathul Majid”, Imam As Suyuthi berkata, “Ruqyah itu dibolehkan jika memenuhi tiga syarat : Bacaan ruqyah dengan menggunakan ayat Al Qur’an atau nama dan sifat Allah; menggunakan Bahasa Arab atau kalimat yang mempunyai makna (diketahui artinya); harus yakin bahwa ruqyah dapat berpengaruh dengan izin Allah, bukan dari zat ruqyah itu sendiri.
            Dari kriteria ruqyah di atas maka dapat diketahui ruqyah yang benar dan mana ruqyah yang menyimpang. Jika si pelaku menggunakan mantera-mantera yang tidak jelas maknanya, menggunakan doa yang tidak dipahami, atau menyembuhkan dengan jalan memindahkan penyakit yang diderita ke hewan, maka hal seperti ini dikategorikan sebagai tindak perdukunan. Lebih terlarang lagi apabila di dalamnya mengunakan jampi-jampi yang jelas-jelas mengandung kesyirikan, meminta tolong pada jin, atau meminta kita untuk menyembelih hewan tertentu untuk jin, yang seperti ini jelas syirik.
            Ibnu Mas’ud mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat dan pelet adalah syirik.”
            Hadist ini menunjukkan adanya jampi-jampi atau mantra-mantra yang mengandung kesyirikan.
            Dalam suatu hadist disebutkan bahwa Rasulullah pernah disihir orang, sehingga malaikat Jibril dating dan mengajarkan ruqyah kepadanya dengan cara membaca Al Mu’awwidzat sehingga hilanglah pengaruh sihir tersebut.
             Al Mu’awwidzat adalah surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas.
            Dari ‘Abdillah bin Khubaib, dia berkata; “Pada malam hujan lagi gelap gulita, kami keluar mencari Rasulullah, lalu kami menemukannya. Beliau bersabda ; “Katakanlah”.
“Apa yang harus aku katakan?”
Rasulullah bersabda ; “ (Bacalah surat) QUL HUWALLAHU AHAD dan AL MU’AWWIDZATAIN (Al Falaq dan An Naas) ketika sore dan pagi sebanyak tiga kali, maka (dengan ayat-ayat ini) akan mencukupkanmu (menjagamu) dari segala sesuatu.” HR. Al Tirmidzi, Abu Daud dan Nasa’i.
              Sedikit tambahan jika merasa diri sakit atau ada sesuatu yang mengganggu alangkah baiknya jika melakukan ruqyah sendiri. Namun jika dirasa membutuhkan bantuan, maka segera berkonsultasi kepada ahli ruqyah.
           
Sumber: Wikipedia tentang ruqyah dan mu’awwidzat

By : Mia Assyifa

0 Response to "INILAH YANG DISEBUT RUQYAH"

Post a Comment

close